Barangsiapa melihat dan merasakan, haruslah bertindak

Sepotong kalimat sederhana, indah, sangat dalam maknanya dan menantang diri kita sebagai Michelisian, sebagai warga gereja, dan sekaligus warga masyarakat Indonesia.
Sebagai Michelisian, kita belajar dari seorang imam muda belia, yaitu Eduard Michelis yang memiliki mimpi besar dan dengan cepat pula ia mewujudkannya. Kepekaan hatinya merasakan terabaikannya penderitaan anak-anak yatim piatu dan perempuan yang tidak dilindungi dan seringkali dimanfaatkan sebagai tenaga kerja yang dibayar dengan murah. Sentuhan hati yang mendalam akan jeritan anak-anak terlantar dan perempuan yang ditindas martabatnya itulah membuat Eduard Michelis mendirikan Panti Asuhan agar mereka memiliki harapan, karena dengan demikian Allah dimuliakan di surga. Bapak Eduard Michelis mengatakan bahwa

“Setiap orang harus mempunyai mata hati agar dapat melihat dan merasakan penderitaan orang-orang disekitar kita. Dan barangsiapa melihat dan merasakan, haruslah bertindak. Apa yang tidak dapat dicapai secara sendirian, dapat menjadi titik awal dari karya yang besar. Tidak hanya satu romo – melainkan juga sahabat-sahabat Michelis – memikirkan keprihatinan tersebut Bersama.”

Atas dasar iman kepercayaan yang dalam akan Penyelenggaraan Ilahi, ia menyadari tantangan jaman ini sebagai panggilan Allah. Pastor Eduard Michelis menanggapinya dengan sikap cinta kasih kristiani dengan mendirikan panti asuhan yang berawal dari 20 anak yatim piatu dan empat pengasuh panti asuhan ini berkembang dan kemudian mendirikan kongregasi Suster Peyelenggaraan Ilahi. Spirit Michelisian itulah yang akan terus kita hidupi dalam seluruh kampus YPII Kantor Cabang Bandung ini. Dalam situasi pandemi covid 19 dan bangsa sedang menghadapi banyak bencana, apa yang dikatakan oleh Pastor Eduard Michelis menjadi sangat hidup dan menantang kita. Bagaimana kita tetap mendampingi dan mendidik siswa-siswi yang Tuhan percayakan pada kita dengan Pendidikan dan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik? Memberikan Pendidikan yang penuh kasih, agar mampu mendorong siswa siswi menjadi pribadi yang adaftif, kreatif, transformative, inisiatif, dan visioner dalam situasi pandemi ini dan mempersiapkan masa depan dengan lebih baik..

Kini kami, Michelisian-Michelisian YPII Kampus Bandung terus dan terus belajar dari Pastor Eduard Michelis untuk menjadi Michelisian yang dapat memuliakan Allah melalui perbuatan nyata, agar mampu menanggapi tantangan jaman dan pelaku perubahan sosial di jaman ini. Tanggal 6 Februari 2021 kami merayakan Hari Ulang Tahun  Pastor Eduard Michelis yang ke-208. Perayaan iman penuh syukur ini menjadi kesempatan bagi kami untuk mendalami spiritualitas Pastor Eduard Michelis dalam Novena 9 hari. Novena yang dilaksanakan guru, pegawai kependidikan, dan pegawai penujang serta dalam kesatuan hati bersama-sama para suster Kongregasi Penyelenggaran Ilahi. Novena dimulai sejak tanggl 28 Januari – 5 Februari 2021. Tema Novena BELAJAR BERIMAN PADA PENYELENGGARAAN ILAHI DARI PASTOR EDUARD MICHELIS dan tema besar ini didalami dengan sub tema setiap harinya secara berbeda. Sub tema tersebut

Hari pertama: Berani Masuk ke Dalam Diri

Hari kedua: Mengimani Sang Mesias Sejati

Hari ketiga: Cinta yang Membangun, Lepas Bebas

Hari keempat: Melawan Tanpa Kekerasan

Hari kelima: Allah Penyelenggara yang Tak Pernah Salah

Hari keenam: Menjadi Bibit yang Subur

Hari ketujuh: Allah PI Sanggup Melakukan yang Lebih Besar

Hari kedelapan: Allah Bekerja Menyempurnakan Usaha Kita

Hari kesembilan: Menjadi Instrumen Terjadinya Penyelenggaraan Ilahi

Doa novena ini merupakan tanda syukur kita pada Allah Penyelenggara yang telah menganugerahkan mutiara indah, yaitu karisma iman akan Penyelenggaraan Ilahi pada Pastor Eduard Michelis. Selain itu, hal ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab kita untuk terus memelihara mutiara karisma indah yang telah dianugerahkan Allah dan menularkannya pada sesama. “I am Michelisian….yes…yes…yes… Tua Providentia Pater Gubernat!!

 

Sr. Priska Murwati, SDP

One Thought to “Barangsiapa melihat dan merasakan, haruslah bertindak”

  1. Simon Ono Sutono

    Menjadi permenungan kita bersama untuk selanjutnya ambil tindakan nyata.

Leave a Comment